Mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur dikenal
jago melucu dan berkelakar. Joke segar Gus Dur ini kerap membuat audiens
dan para pendengar tertawa terpingkal-pingkal. Sudah banyak buku yang
menulis guyonan cucu pendiri Nadhatul Ulama (NU) itu.
Selama bulan Ramadan ini, VIVAnews bekerjasama dengan Wahid Institute,
lembaga yang mewarisi pemikiran Gus Dur, secara rutin menayangkan humor
ala presiden ke-4 itu pada sore hari. Berikut beberapa cerita lucu
itu.
Santri Dilarang Merokok
"Para santri dilarang keras merokok!" begitulah aturan yang berlaku di
semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah,
tempat Gus Dur pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal
dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam.
Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada
yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar.
Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail
merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut
melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.
"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil menghampiri "senior"-nya yang
sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang
sedang dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara rokok itu
membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.
Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil
membawa rokok pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!" teriak Kiai
Fatta.
Saleh Sudah Mendarat di Airport Abdurahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara
Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun
silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih
ada penerbangan regular dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka
pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika rombongan sudah siap berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer
dari bandara, petugas Banser melaporkan pada posko melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurrahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!”
Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam
leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap
dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal
tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi." Katanya.
Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan
sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang
mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat
diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak
penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak
Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar
belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau
nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar
Mahfud.